Pusat Studi SDGs Umsida Adakan Studi Banding Perdana

Untuk memperkuat inisiatif dan integrasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), delegasi dari Pusat Studi SDGs Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengadakan studi banding ke Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Senin, 13 Mei 2024.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk berbagi pengetahuan dan strategi terkait penerapan dan integrasi SDGs dalam kegiatan akademik dan penelitian.

Dalam kunjungan tersebut, delegasi Umsida dipimpin oleh Dr. Sigit Hermawan SE MSi CIQaR CRP, Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM). Delegasi ini terdiri dari delapan orang, termasuk enam anggota tim pusat studi dan dua perwakilan dari DRPM.

Pusat Studi SDGs di Umsida masih tergolong baru.

“Kami ingin mempelajari bagaimana pola SDGs Center di kampus lain. Nanti kita akan diskusikan pola yang bisa diterapkan di Umsida. Karena Pusat Studi SDGs di Umsida baru berdiri pada September tahun lalu, jadi kami ingin belajar lebih banyak,” jelas Tim Pusat Studi SDGs Umsida

Menurut Tim Pusat Studi SDGs Umsida , fokus yang dipelajari dalam studi banding ini umumnya sama, yaitu terkait aktivitas pusat studi dan perankingan SDGs, tetapi hasil yang diperoleh cukup berbeda.

Pada kunjungan pertama, tim Umsida mendatangi UB. Di sana, mereka mendapatkan wawasan mendalam tentang cara SDGs Center UB menginternalisasi dan mengeksternalisasi tujuan SDGs, khususnya dalam meningkatkan komitmen dan kolaborasi antar departemen dan fakultas.

“Di sana, pusat studi berada di bawah naungan UPT Reputasi. Jadi, pada awalnya SDGs Center didirikan dari inisiatif fakultas-fakultas yang didorong untuk memiliki SDGs mereka sendiri. Tujuannya adalah untuk mendukung 18 tujuan SDGs di Indonesia,” ujar Rafhani.

UB juga memaparkan program inovatif mereka yang melibatkan mahasiswa dalam proyek pengembangan desa yang berkelanjutan. Misalnya, SDGs menjadi salah satu tema dalam KKN UB dan diintegrasikan ke dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler. Program ini diimplementasikan melalui kolaborasi dengan berbagai komunitas, termasuk kampus dan masyarakat sekitar.

Hasil studi banding di UMM tidak jauh berbeda dengan di UB. Dosen Prodi Kebidanan ini menjelaskan bahwa SDGs Center UMM telah memiliki buku panduan SDGs dan telah mengajukan peringkat melalui Greenmetric. Di UMM, implementasi program lebih berfokus pada kolaborasi dengan komunitas untuk memperoleh peringkat, dengan penekanan pada pemetaan riset dan pengabdian masyarakat yang diterapkan pada 17 tujuan program.

Arah Pusat Studi SDGs Umsida

Setelah melakukan studi banding di dua kampus ini, tim Pusat Studi SDGs Umsida memiliki perspektif yang lebih luas untuk mengembangkan pusat studi ini.

“Karena kami belum genap satu tahun berdiri, mungkin yang bisa kami adopsi adalah pemetaan riset dan pengabdian masyarakat dosen. Nanti kami akan memilahnya untuk dimasukkan ke dalam tujuan SDGs yang sesuai,” lanjutnya.

Sebenarnya, Umsida telah mengintegrasikan tujuan ini dalam tri dharma dan catur dharma PTMA sehari-hari, namun belum difokuskan pada tujuan tertentu. Dalam tahun pertamanya, pusat studi ini berencana untuk menyusun buku panduan kegiatan pusat studi yang nantinya akan digunakan untuk pemetaan di UI Greenmetric.

Melalui studi banding ini, Tim Pusat Studi SDGs Umsida berharap tidak hanya mempererat hubungan antaruniversitas, tetapi juga memicu lahirnya ide-ide inovatif yang dapat diimplementasikan di masing-masing kampus untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan oleh PBB.